Cara Membuat Konten Yang Mampu Menaikan Penjualan

Cara Membuat Konten Yang Mampu Menaikan Penjualan

cara membuat konten

Perbandingan Website yang menggunakan content marketing mendapatkan konversi dan penjualan 6x lebih tinggi daripada yang tidak.

Konten itu bisa menjual…

..bukan cuma sebagai hiburan, panduan, atau informasi.

Apabila dimanfaatkan dengan benar sebagai media pemasaran, maka — seperti angka di atas — penjualan akan meningkat drastis.

Benarkah begitu?

Belum tentu.

Pada prakteknya, ada juga yang tidak merasa manfaatnya. Banyak.

Jika Sudah membuat konten, pengunjung berdatangan, tapi ternyata penjualan tetap begitu-begitu saja. Ini yang sering terjadi.

Bukan salah sistemnya,

Tetapi salah kontennya…

Karena konten anda tidak mampu menjual.

di artikel ini anda akan mempelajari mengapa orang-orang tidak membeli dari anda, dan bagaimana menciptakan konten yang mampu menjual.

Mengapa mereka tidak membeli dari anda?
Ada berbagai alasan, pastinya.

Mari kita bahas beberapa di antaranya tanpa melihat apakah produk/jasa yang dijual sudah layak atau belum. Dan hanya dari segi konten saja.

Ini penting:

Jika ingin membuat konten yang mampu meningkatkan penjualan, anda harus benar-benar memahami apa yang membuat pengunjung website memutuskan untuk tidak membeli.

3 hal ini adalah alasan utamanya karena
merupakan halangan yang harus anda hancurkan satu per satu sebelum pengunjung mau berubah menjadi kustomer.

  1. Karena belum percaya
    Online maupun offline, orang-orang tidak akan membeli dari penjual yang tidak dipercaya.

Tetapi ada perbedaannya.

Kalau offline, kita bisa melihat langsung. Si penjual punya toko fisik dan dia bisa langsung memperlihatkan apa yang dijual di depan mata anda.

Tidak demikian di online.

Semua orang bisa membuat website, bahkan penipu sekalipun.

Tapi itu masih sepele…

Meyakinkan orang lain bahwa kita tidak menipu itu mudah

Masalahnya, meskipun anda sudah dirasa bukan penipu mereka belum tentu mau membeli. Anda harus bisa mendapatkan kepercayaan sebagai yang terbaik.

Jadi, 2 tahap.

Sebab itu untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain anda butuh usaha ekstra dibandingkan melakukan penjualan offline.

Untungnya, content marketing (yang tepat) bisa jadi solusinya. Akan dijelaskan lebih lanjut di bawah.

  1. Tidak tepat sasaran
    Ini kesalahan yang paling sering dilakukan oleh praktisi digital marketing.

Seperti yang dulu dialami oleh Groove.

Groove adalah software help desk. Jadi semestinya target pasar mereka adalah para pengusaha yang punya masalah dengan urusan customer service.

Nah, masalahnya blog mereka dulu hanya membahas tentang pengembangan bisnis:

Blog business growth
Meskipun sama tentang bisnis, tapi orang yang mencari informasi pengembangan bisnis tidak memerlukan software mereka.

Sehingga kontennya tidak mampu meningkatkan konversi.

Padahal kualitas dari konten yang mereka buat luar biasa. Saya sendiri juga langganan di blognya…padahal tidak ada niat untuk menggunakan softwarenya.

Maka dari itu, mereka kemudian membuat kategori khusus membahas customer service.

Blog customer service
Setelah diluncurkannya blog ini, konversi mereka meningkat drastis. Pendapatan untuk setiap konten yang diterbitkan di blog mencapai angka $1,657.25.

  1. Pengunjung masih dalam kondisi pasif
    Benda dalam keadaan diam akan tetap diam, kecuali ada gaya yang mengubahnya.

Itu sebagian dari bunyi hukum 1 Newton.

Menariknya, manusia pun seperti itu.

Ketika berada dalam kondisi pasif, kita akan terus pasif…sampai ada sesuatu yang membuat kita aktif.

Orang-orang yang sedang browsing di internet otaknya dalam kondisi pasif. Membaca artikel, lihat gambar, nonton video, buka tab baru – lalu ditutup.

Tidak bergerak.

Jadi, kita harus membuat konten yang mampu membuat mereka bergerak

Kalau tidak maka mereka akan tetap pasif.

Membuat konten yang mampu menjual

Ada 2 fungsi utama konten dalam pemasaran online:

1) Mendatangkan pengunjung, dan 2) meningkatkan penjualan.

Yang pertama masih mudah…

…asalkan kontennya menarik, pengunjung akan datang setelah konten tersebut dipromosikan.

Tapi yang kedua butuh perhatian ekstra.

Dalam penjualan online, kita harus melewati 3 hambatan yang tadi disebutkan. Karena itu konten yang sekedar “menarik” saja belum tentu bisa meningkatkan penjualan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *