Salah satu kota metropolis Semarang yang berkembang dan maju baik dari sejarah yang patut dijelajahi hingga keindahan alam yang luar biasa yang dimilikinya, telah membuat banyak orang terkesima melihat bagaimana cantiknya daerah ini dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budayanya. Kenali bahasa belih dekat ya Dolaners all about Semarang yang hadir dengan sajian spesial kali ini :
Transportasi dan Jalur Masuk
Daerah ini dapat dijangkau melalui darat, laut maupun udara. Ada 3 maskapai penerbangan yang melayani penerbangan Jakarta – Semarang yaitu Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Lion Air. Jika lebih menyukai jalur kereta api maka dapat menggunakan stasiun Gambir dan stasiun Senen. Bila para Dolaners ingin memilih moda bus maka banyak juga yang melayani bus antar provinsi seperti Pahala Kencana, Lorena, Gunung Harta dan lainnya. Jika kalian ingin Dolaners menggunakan kendaraaan pribadi, Dolaners bisa memanfaatkan jalur Pantura yang berada dipantai utara Jawa. Jalan tol Jakarta-Cikampek sudah tersambung dengan jalan tol Palimanan.
Shopping
Sehingga para Dolaners suka banget sama shoping maka pusat komersial Semarang berada dijalan pemuda. Jalan ini adalah jalanan besar dihiasi dengan pepohonan dan merupakan salah satu tempat yang tepat untuk berbelanja. Bila para Dolaners hendak membeli oleh-oleh makanan khas daerah Semarang maka para Dolaners dapat banyak menemukannya dijalan Mataram dan jalan Pandanaran .
Kuliner dan Oleh-oleh
Para Dolaners wajib mencicipi masakan khas daerah Semarang ini seperti sate sapi kempleng, tahu serasi dan dudeg merak mati. Sedangkan minuman yang dapat dinikmati seperti gecok tlogo, serabi kucur dan kopi eva. Tak kalah menariknya dengan jajanan khas pasarnya seperti gethuk goreng, tahu baxo dan emping waluh. Jika para Dolaners berkenan membawa oleh-oleh dari daerah Semarang maka beberapa oleh khas yang bisa didapat yaitu krupuk bakar, kelengkeng bandungan, mari wijen, torakur atau tomat rasa kurma, tahu bakso ungaran dan geplak waluh.
Adapun Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah ini pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan di daerahnya, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratan nya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang yang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah ini semakin subur ternyata, dari sela-sela kesuburan itu tumbuhlah pohon asam yang jarang (bahasa Jawa: asem arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu yang kemudian menjadi Semarang.