Kasus Monopoli Telkomsel: Dirut Telkomsel Tudingan Indosat

Dirut Telkomsel Tanggapi Tudingan Monopoli Indosat

Jakarta – Tudingan monopoli yang dialamatkan oleh bos Indosat kepada Telkomsel karena kekuasaannya dianggap terlalu dominan di luar Jawa, akhirnya resmi ditanggapi oleh orang nomor satu di anak usaha seluler milik Telkom itu.

Dalam pertemuan dengan sejumlah media tadi malam di kantornya, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah akhirnya angkat bicara soal tuduhan yang sebelumnya disuarakan President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli.

“Kami bukan monopoli karena semua operator awalnya sama-sama dapat lisensi nasional. Kalau pada akhirnya kami melaju lebih cepat, itu butuh perjuangan panjang,” jelasnya di Telkomsel Smart Office Jakarta, Senin (27/6/2016).

Dalam serangan yang dilancarkan bos Indosat, Telkomsel dituding telah memonopoli pasar luar Jawa dengan penguasaan market share hingga 80%. Sementara Indosat mengaku hanya berhasil menarik minat 4% di area itu.

Namun, tudingan itu dibantah oleh Ririek. Menurutnya, tidak semua area di luar Jawa melulu dominan dikuasai oleh Telkomsel. Ada beberapa area yang penguasaannya tidak sampai 50%. Tidak hanya di daerah, tapi juga di kota besar.

“Kalaupun ada yang dominan, itu karena tidak ada operator lain di wilayah itu. Jadi dominasi Telkomsel itu bukan karena kemauan kita (untuk memonopoli pasar), tapi karena hasil kerja keras kita (membangun jaringan),” paparnya.

Kasus Monopoli Telkomsel
Foto: Rachman Haryanto/detikINET

Telkomsel sendiri hingga saat ini telah membangun 116 ribu base transceiver station (BTS) yang diklaim telah melayani 95% populasi penduduk Indonesia dengan jumlah pelanggan mencapai 156 juta.

“Kami dalam 3-4 tahun terakhir sangat agresif membangun jaringan dengan rata-rata sekitar 13 ribu BTS hingga 15 ribu BTS tiap tahunnya. Itu artinya, pertumbuhan BTS kami sekitar 22% tiap tahun,” ujar Ririek.

Ia pun menjelaskan, dalam membangun infrastruktur BTS itu Telkomsel menggunakan tiga filosofi. Pertama, jika dari hitung-hitungan bisnis daerah itu layak, maka pasti akan dibangun.

“Kedua, BTS merah putih, secara hitung-hitungan rugi. Tapi suatu hari nanti akan menumbuhkan ekonomi, hingga pada saatnya nanti bisa menguntungkan begitu yang pakai banyak,” jelasnya.

Dan ketiga, BTS dari biasa Universal Service Obligation (USO). BTS model ini diakui Ririek tidak akan pernah menghasilkan keuntungan karena hadir di pelosok, perbatasan, pulau terpencil, dan penggunanya segitu-gitu saja, tidak bertambah.

“Tapi ini jadi beban operasional kami. Pasalnya, kesinambungan pencairan dana USO ini tidak lancar. Ada moratorium. Di beberapa daerah, BTS USO nggak mungkin dimatikan meskipun dananya tidak ada atau lamban.

“Bayangkan, orang sudah beli ponsel, jualan pulsa, tiba-tiba nggak ada sinyal. Mereka juga saudara kita, punya hak untuk menikmati layanan seluler yang sama. Di USO ini bisa dibilang 100% cuma Telkomsel, nggak ada operator lain.

Dengan demikian, hal itulah yang kemudian membuat jumlah BTS Telkomsel jauh meninggalkan para pesaingnya, khususnya Indosat yang hanya memilki 53 ribu BTS dan XL Axiata 59 ribu BTS. Jumlah infrastruktur yang dimiliki Telkomsel hanya bisa disaingi jika kedua operator itu berkolaborasi.

Menurut bos Indosat Alexander Rusli sebelumnya, hanya ada dua cara untuk memerangi dominasi Telkomsel di luar Jawa. Pertama, melalui penurunan tarif interkoneksi. Kedua, lewat regulasi network sharing.

Indosat sangat berharap biaya interkoneksi turun di atas 26% bahkan kalau bisa mencapai di atas 50% agar bisa mengakuisisi pelanggan yang dikuasai Telkomsel. Selain menekan lewat perang tarif, Indosat juga ingin agar investasinya bisa lebih murah dengan cara berbagi jaringan.

Regulasi soal network sharing sendiri masih menunggu tanda tangan Presiden Joko Widodo terhadap penyesuaian Peraturan Pemerintah (PP) No 53/2000 tentang telekomunikasi. Sedangkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika soal interkoneksi, rencananya akan dikeluarkan pada Agustus mendatang.
(rou/rou)

sumber: inet(dot)detik(dot)com/read/2016/06/28/064546/3243557/328/bos-telkomsel-tanggapi-tudingan-monopoli-indosat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *